Home » » 3 Mitos Yang Salah Tentang Hipertensi

3 Mitos Yang Salah Tentang Hipertensi

3 Mitos Yang Salah Tentang Hipertensi -  Pemahaman Masyarakat Indonesia tentang sakit tekanan darah tinggi atau hipertensi cenderung beragam. Sebagian besar masyarakat masih menganut paham yang salah dan memandang ringan bahaya penyakit ini. Mereka beranggapan bahwa sakit tekanan darah tinggi mudah disembuhkan hanya dengan mengkonsumsi makanan tertentu.

“Kalau kena tekanan darah tinggi makan saja ketimun sedangkan jika tekanan darah rendah makan saja sate kambing.”
Pendapat tersebut menyatakan satu keyakinan masyarakat bahwa Ketimun, salah satu dari 8 tanaman obat terbaik untuk hipertensi, memang terbukti berkhasiat menurunkan tekanan darah. Dan, terbukti masyarakat yang tinggal di pedesaan lalu menerapkan cara hidup sederhana nan sehat serta alami, hampir dikatakan tidak pernah menderita hipertensi yang akut atau mengalami komplikasi akibat hipertensi.


Hal ini menjadi berbeda ketika dikatakan oleh masyarakat perkotaan yang lebih beresiko terkena hipertensi karena gaya hidup yang mereka anut tidak sama dengan orang desa sehingga ketika mereka menderita tekanan darah tinggi lalu makan Ketimun memang sembuh tapi tidak lama kemudian kambuh lagi.

3 Mitos Yang Salah Tentang Hipertensi

Masih banyak pandangan masyarakat yang salah dalam menanggapi penyakit hipertensi, berikut ini adalah 3 mitos yang salah mengenai penyakit tekanan darah tinggi.


3 Mitos Yang Salah Tentang Hipertensi

1.    Tekanan Darah Tinggi Tidak perlu dicemaskan

Apabila kita menerapkan cara hidup yang sehat maka ketika menderita hipertensi lalu minum obat herbal atau menkonsumsi ketimun atau lainnya, memang hipertensi bukan masalah yang besar.

Namun, jika kita masih menerapkan gaya hidup yang serampangan meskipun minum obat, maka kita tetap harus merasa cemas terhadap penyakit tekanan darah tinggi dan resiko terkena komplikasinya.

2.     Apabila salah satu nilai tekanan darah normal maka tekanan darah normal

Kesalahan kedua adalah anggapan keliru dalam mengukur tekanan darah yaitu sistolik dan diastolic. Kita mengira jika salah satu tekanan tersebut nilainya normal maka kita memutuskan tekanan darah kita normal.

Fakta yang benar, kedua tekanan tersebut harus berada pada ambang normal sehingga kita yakin apabila tekanan darah kita normal.

3.    Tekanan Darah Tinggi tidak dapat dicegah

Hipertensi memang tidak dapat dicegah apabila memang ada factor keturunan yang mempengaruhi. Namun, bila tidak ada factor keturunan, tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan menerapkan cara hidup yang sehat.

Demikian 3 pandangan masyarakat yang keliru dalam menanggapi penyakit yang dijuluki “pembunuh diam-diam” ini.

Tips Mengukur Tekanan Darah

Mengukur tekanan darah sebaiknya kita lakukan secara rutin dan berkala sehingga dengan mudah kita dapat melakukan langkah-langkah pengobatan dan pencegahannya. Kondisi terbaik untuk mengukur tekanan darah adalah saat kita relaks dan dalam posisi duduk atau berbaring.

Tensimeter, alat pengukur tekanan darah akan menunjukkan dua nilai dalam bilangan yaitu nilai bawah (diastolik) dan nilai atas (sistolik).

Pada Tekanan darah diastolik: bilangan di bawah yang menunjukkan tekanan darah bawah saat jantung sedang beristirahat sementara, di antara dua denyut jantung. Bilangan yang muncul diinterpretasikan sebagai berikut:
  • Bilangan 90 atau lebih menunjukkan tekanan darah tinggi/hipertensi.
  • Bilangan 80-89 menunjukkan prehipertensi.
  • Bilangan 79 atau di bawahnya menunjukkan tekanan darah normal.
Pada Tekanan darah sistolik: bilangan di atas yang menunjukkan tekanan darah atas pembuluh arteri dari denyut jantung.
  • Bilangan 150 atau lebih menunjukkan hipertensi pada usia lebih dari 60 tahun.
  • Angka 140 atau lebih menunjukkan hipertensi.
  • Angka 120-139: prehipertensi.
  • Bilangan 119 atau di bawahnya: tekanan darah normal.
Menurut pendapat pakar kesehatan, jantung Anda justru lebih dapat menoleransi bilangan sistolik yang tinggi dibanding bilangan diastolik. Karena tekanan darah berfluktuasi atau dapat naik turun seiring dengan perubahan aktivitas dan cenderung berubah dengan pertambahan usia Anda. Ketika usia Anda menua, tekanan darah sistolik cenderung naik, sementara tekanan darah diastolik cenderung turun.

Lebih baik, konsultasi kepada dokter jika tekanan darah Anda cenderung di atas normal.

Kesimpulan

Demikian pembahasan tentang 3 mitos atau pandangan yang salah masyarakat Indonesia berkaitan dengan penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi. Memahami mitos atau cara pandang yang masih diragukan kebenarannya jika disertai dengan keyakinan kuat memang akan membawa kebaikan. Namun jika kita hanya ikut-ikutan tanpa tahu alasannya dan ragu-ragu akan sangat berbahaya terutama jika menyangkut kesehatan diri kita.

Artikel Terkait :


0 comments:

Post a Comment